Skip to main content

BOC lover semuanya, saya akan menceritakan perjalanan saya ke Negeri diatas awan “Dieng” tentu saja lah dengan si “ bibi”……heeee

Perjalan dimulai dari Bekasi meluncur via toll JOR lanjut tol Cikampek elevated lanjut Cipali trus ke tol Batang Pemalang kita keluar di exit petarukan Pemalang menyurusuri jalan nasional pantura hingga ke perempatan lampu merah Wiradesa sebelum masuk kota Pekalongan belok kanan kearah Kanjen .

Dari Kajen kita kearah obyek wisata linggo asri ,dari sini jalan mulai menanjak dan kita akan disuguhi pemandangan bagus, mulai dari hutan dan kebun teh dilanjut kebun sayuran di sepanjang jalan Kalibening ke arah Wanayasa.
Selepas masuk daerah Batur, jalan sudah mulai berkabut dan menyempit tapi masih mulus jalurnya dana aman.

Desa Batur ini sebenarnya sudah masuk kawasan Dieng juga, deket dengan kawah Sinila yang dulu pernah ada tragedi gas beracun (Tragedi Sinila 1979)dan adabeberapa objek wisata lain yang tentu saja pasti ijo – ijo kaya cendol dawet….heeee…..

lanjut jalan terus kitaakan langsung tiba di pintu masuk Dieng melalui arah barat, karena sudah menjelang sore kami putuskan untuk mencari penginapan.

Kebetulan kita dapat penginapan di pingir jalan Dieng yg tentu saja besih,luas adaair hangat dan wifi, penginapan ini ada 3 kamar tidur, untuk harga /malam kami sewa Rp 300.000 murah khan.

dikawasan Dieng ini tidak ada hotel yang berbintang jadi kebanyakan hanya penginapan dan losmen, untuk hotel berbintang jaraknya jauh di luar kawasan Dieng

karena hari sudah malam kita putuskan untuk istirahat karena pagi hari kami ingin ke candi Arjuna untuk bisa lihat embun upas ( salju made in Dieng) maklum anak kampung belum bernah lihat salju sih. O iya ……..sebelum tidur kita sempetin makan malam mei ongklok has Dieng

Day 1
kami bangun dingin- dingin jam 5 pagi dan langsung ke kawan candi Arjuna dengan maksud mau lihat embun upas.

Karena menurut penjaga penginapan 2 hari sebelum kita datang setiap pagi umbun upas selalu muncul, karena memang bulan Juli – Agustus biasanya suhu di Deing sampai dibawah 0 derajat.

Impian memang tak selamanya sesuai kenyataan ternyata pagi ini embun itu tak muncul….alias gagal total deh…… sebagai obat galau kami putuskan untuk parkir dan masuk ke candi arjuna yang indah ini.

Dari candi Arjuna ini kita lanjut ke candi yang lain di kawasan Dieng ini obyekwisatanya banyak baget dan berdekatan semua jadi bisa puas kita jelajahi….

sebelum ke kawah sikidang kita sempat mapir juga ke candi Bima yang posisinya di jalan pintu masuk kearah kawah sikidang.

Kawah Sikidang

kawah Sikidang inisebuah kawah yang masih aktif, begitu masuk bau belerang yang tajam tercium, kawah ini juga di gunakan sebagai Pembangkit listrik tenaga uap bumi jadi meski berbahaya tapi bermanfaat juga.
Aktifitas Paling asik di kawah Sikidang ini adalah rebus telur ayam kurang lebih 10 menit langsung dari kawah aktif, kita bisa beli telur mentah pada penjaga kawah seharga Rp 5.000/ butir.

kita di kawah sikidang hingga sore sebelum kembali kepenginapan untuk beristirahat menutup perjalan kami hari itu.

Day 2

Sebenarnya kami hendak ke Telaga Warna dan Telaga Pengilon tapi entah kenapa pas hari itu ternyata 2 obyek wisata itu di tutup menurut tukang parkir karena lagi pandemi covid 19 dan sekalian lagi ada renovasi di area Telaga warna itu, semoga lain kali bisa masuk dan sudah tertata lebih bagus dan rapi….

Tidak ambil pusing kita lanjut jalan lagi arah keatas menuju Batu Ratapan Angin.

Kita harus naik tangga yang lumayan melelahkan untuk melihat pemandanan dari atas ditengah perjalanan naik tangga kita bisa sambil melihat pemandangan telaga warna dan telaga pengilon dari atas ketingian 9094 MDPL dan suhunya 18 derajat celsius. BTW Di sini juga ada Dieng Plateau Theater

Perjalanan kita lanjutkan menuju ke telaga cebongan di bukit Sikunir. Sebelum sampai Sikunir kita sempetin foto dulu di sini. Desa Sembuang adalah desa paling tinggi di pulau Jawa jadi gak ada alasan biante gak bisa naik gunung.

Dari gerbang masuk desa Sembungan ini kita lurus terus maka kita sampai di Telaga Cebongan. Telaga Cebongan ini menjadi camp dan sekaligus pintu masuk ke bukit Sikunir…. 3 tahun lalu saya pernah camping dan mendaki bukit Sikunir ini untuk lihat sunrise …..suatu saat nanti saya tulis ceritanya sendiri aja deh…lagi saya cari dulu foto fotonya …heeee…..heeee……

Selepas dari sini kita putuskan untuk turun gunung ke Solo karena kami tidak langsung pulang ke Jakarta tapi kami harus mengantar orang tua kami dulu ke Solo. Rute pulang kami sengaja mengambil jalan berbeda kearah kota Temanggung tidak melalui kota Wonosobo kami lewat jalur kebun teh Tambi yang terkenal dengan tanjakan tajamnya, dan sekali lagi kami buktikan Biante mampu taklukkan jalan kebun teh Tambi ini.

Setelah melewati tanjakan dan turunan tajam kebun teh Tambi dan dengan dengan pemandangan yang indah melewati kota Temanggung lanjut kearahkota Ambarawa kami ketemu dan masuk tol Semarang – Solo yang akan kami lanjutkan ke kampung halaman saya.

Terimakasih buat Biante yang sudah barbagi kebahagian dengan kami. Sampai jumpa lagi

(Kontributor: Om Rindra – BOC Member : +62 815-9525-650)